Stasiun Cibatu, Stasiun Bersejarah Dekat Garut yang Pernah Didatangi Charlie Chaplin - Tamasya

Tuesday, May 27, 2025

Stasiun Cibatu, Stasiun Bersejarah Dekat Garut yang Pernah Didatangi Charlie Chaplin

Stasiun Cibatu (Foto: Wikipedia)
Stasiun Cibatu (Foto: Wikipedia)


Berada di ketinggian 612 m di atas permukaan laut (mdpl), Stasiun Cibatu merupakan stasiun bersejarah yang dimiliki Indonesia. Stasiun yang berada di Kabupaten Garut Jawa Barat ini ternyata dulunya pernah lho didatangi komedian legendaris Charlie Chaplin dan aktris Mary Pickford, dalam perjalanan mereka berwisata ke Garut yang pernah diakui dunia sebagai "Swiss van Java" karena keindahan alamnya.


Bahkan Perdana Menteri Prancis dua periode (1906-1909 dan 1917-1920) Georges Clemenceau, juga pernah ke sana. Dan Presiden RI yang pertama, Ir. Soekarno, juga berkunjung ke Stasiun Cibatu setelah kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada 1946.


Stasiun Cibatu di zaman kolonial Belanda (Sumber: Tropen Museum)
Stasiun Cibatu di zaman kolonial Belanda (Sumber: Tropen Museum) 


Usia Cibatu kini sudah lebih dari 1 abad. Stasiun ini dibangun Staatsspoorwegen (SS), perusahaan kereta Api Pemerintah Hindia Belanda, pada 14 Agustus 1889. Awalnya Stasiun ini menjadi perlintasan kereta api jurusan Cicalengka-Cilacap.


Cibatu juga menghubungkan penumpang kereta ke Garut. Karenanya di masa pemerintahan kolonial Belanda Cibatu menjadi stasiun penting bagi Garut. Menjadi pintu masuknya para wisatawan dari kota bahkan negara  lain menuju hotel-hotel mewah di Garut, seperti Hotel Papandayan, Villa Dolce, Belvedere, dan Grand Ngamplang. Makanya meski stasiunnya relatif kecil, tapi dulunya diparkir di sana mobil-mobil mewah bahkan sekelas limousine yang menjemput turis-turis yang mau melancong ke Garut.


Tak hanya sampai Garut, jalur kereta ini sebenarnya melintas hingga stasiun Cikajang, yang sempat menjadi jalur aktif kereta api tertinggi di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. 


Sejak dibangun, jalur kereta api Stasiun Cibatu menjadi andalan transportasi, baik untuk penumpang maupun barang. Namun seiring berjalannya waktu, penggunaan kendaraan pribadi dan angkutan umum semakin meningkat. Dan akhirnya karena kalah bersaing dengan transportasi darat, jalur Cibatu–Cikajang dinonaktifkan pada 1983.


Aktivasi Kembali Jalur Cibatu–Garut

Setelah 39 tahun nonaktif, pada 24 Maret 2022 jalur kereta api Cibatu–Garut kembali diaktifkan. Hal ini merupakan bagian dari upaya PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menghidupkan kembali jalur kereta api, dengan tujuan utama mendukung sektor pariwisata dan ekonomi di wilayah Garut.


Stasiun Cibatu yang berada di lintasan jalur selatan kini menjadi tempat pemberhentian beberapa kereta api eksekutif/bisnis, yaitu Lodaya (Bandung-Solo Balapan), Papandayan (Gambir-Garut), Pangandaran (Gambir-Banjar).  Ada pula kereta ekonomi yaitu Kutojaya Selatan (Kiaracondong-Kutoarjo), Cikuray (Pasar Senen-Garut), Serayu (Pasar Senen-Purwokerto), dan Pasundan (Kiaracondong-Surabaya Gubeng).


Stasiun yang luasnya lebih besar dari Stasiun Garut ini pun juga dilewati KA lokal Commuter Line Garut Cibatuan dengan rute Garut-Padalarang dan Garut-Purwakarta.


Stasiun Cikajang
Stasiun Cikajang diperkirakan foto diambil tahun 2025 (Sumber: Wikipedia) 



Stasiun Cikajang Paling Tinggi (1.246 mdpl)


Bicara tentang Stasiun Cibatu, tentu saja nggak akan lepas dari kaitannya dengan Stasiun Cikajang, yang jalurnya tidak dilanjutkan lagi pada pembukaan Cibatu di 2022.


Padahal stasiun ini dulunya, adalah stasiun aktif tertinggi di Indonesia bahkan Asia Tenggara, mencapai 1.246 mdpl. Karena stasiun ini kini sudah nonaktif, maka gelar stasiun paling tinggi dipegang Stasiun Nagreg (848 mdpl), yang terletak di kabupaten Bandung Jawa Barat.


Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, seperti dikutip dari Kompas.com beberapa waktu yang lalu mengatakan, jalur Cibatu-Garut-Cikajang merupakan proyek tersulit pada masa pembangunannya, karena harus menembus pegunungan. Jalurnya yang terjal hanya bisa dilayani oleh lokomotif bermassa besar, seperti lokomotif CC10, CC50, D14 dan DD52.

Lokomoif CC10 30 dan CC10 14 di Stasiun Cikajang diperkirakan pada Agustus 1972
Lokomoif CC10 30 dan CC10 14 di Stasiun Cikajang diperkirakan pada Agustus 1972 ( Sumber: Wikipedia)


Jalur Cibatu-Cikajang ini berjarak sekitar 47 km, khusus di jalur Garut-Cikajang (28 km) kereta akan melewati beberapa stasiun bersejarah seperti Stasiun Wanaraja, Stasiun Karangpawitan, Stasiun Garut, Stasiun Samarang, Stasiun Kamojan (922 mdpl), Stasiun Bayongbong (997 mdpl) dan Stasiun Cisurupan (1.216 mdpl).

Stasiun Cikajang tahun 2017
Stasiun Cikajang tahun 2017 ( Sumber: Kompas.com)


Menurut Djoko, Stasiun Cikajang selain mengakut penumpang, awalnya dibangun untuk jalur transportasi pengiriman hasil perkebunan, utamanya adalah teh.


Kini, jalur Cibatu-Cikajang kabarnya merupakan 1 dari 14 jalur nonaktif di Jawa Barat yang akan dihidupkan kembali. Kalau benar demikian, tentunya bukan hanya mendongkrak perekonomian Garut dan Jawa Barat dong ya, kamu.. iya, kamu penggemar kereta api, siap-siap deh plesiran lebih jauh. Asiik..

No comments:

Post a Comment