Tuesday, May 6, 2025
Monday, May 5, 2025
Sunday, April 27, 2025
When Life Gives You Tangerines, Kisah Cinta Si Hati Baja dan Si Gadis Sastra yang Epik Dan Nostalgik
When Life Gives You Tangerines: Kisah yang Menggugah Hati
Masih belum bisa move on dari When Life Gives You Tangerines, drama Korea yang sempat populer di Netflix. Meski kini banyak drama baru bermunculan, serial ini tetap membekas di hati.
Seperti pepatah "When Life Gives You Lemons", film ini mengisahkan hidup yang manis dan asam. Tangerine menggantikan lemon sebagai simbol harapan dan ketekunan khas Jeju.
Sinopsis Singkat
Dikisahkan Oh Ae Sun, gadis Jeju yang ingin menjadi penyair, menghadapi tekanan sosial dan keterbatasan ekonomi. Yang Gwan Sik, pria pendiam dan pekerja keras, mencintai Ae Sun dengan tulus sejak kecil.
5 Alasan Kenapa Drama Ini Wajib Ditonton
1. Karakter yang Kuat dan Relatable
Oh Ae Sun adalah gadis tangguh, pintar, dan penuh mimpi. Gwan Sik, si "Hati Baja", adalah sosok pria sederhana namun penuh cinta. IU dan Park Bo Gum memerankannya dengan sangat mengesankan.
2. Skenario dan Narasi yang Emosional
Drama ini tearjerker sejati. Penuh momen menyentuh tentang cinta, mimpi, kehilangan, dan keluarga. Setiap episode seperti potongan kisah hidup yang dalam dan personal.
3. Alur Cerita yang Unik dan Kompleks
Alurnya maju mundur seperti puzzle. Penonton diajak menyusun mozaik cerita dari potongan-potongan adegan. Fokus dan emosi benar-benar diuji di sini!
4. Latar Waktu dan Lokasi yang Memukau
Kisah berlangsung selama enam dekade, menampilkan perubahan sosial di Korea sejak 1960-an. Pulau Jeju jadi latar sempurna dengan lokasi seperti Pantai Gimnyeong, Biyangdo, dan ladang bunga Canola di Gochang.
5. Kritik Sosial dan Budaya Jeju
Dari kehidupan Haenyeo (penyelam perempuan) hingga diskriminasi gender, drama ini menyentuh banyak sisi sosial. Sederhana, tapi penuh pesan kuat tentang ketabahan perempuan masa lalu.
Cinta yang Sederhana Namun Dalam
Romansa Ae Sun dan Gwan Sik ditampilkan realistis dan tidak berlebihan. Adegan tangan Ae Sun di saku jaket Gwan Sik sudah cukup membuat hati penonton hangat.
Saturday, April 26, 2025
Tamasya - Satu lagi film klasik yang dipoles modern oleh industri film Jepang tahun ini, Bullet Train Explosion. Film tentang teror bom di kereta Shinkansen yang pernah dibuat pada 1975 ini dibuat versi terbarunya, lebih seru, menegangkan, dengan detail penyelamatan kereta yang ciamik.
Ketegangan sudah mulai dari menit-menit pertama, ketika seorang penelepon misterius menghubungi customer service perusahaan kereta JR East. Sang penelepon mengabarkan baru memasang bom pada kereta Shinkansen Hayabusa 60 yang sedang dalam perjalanan menuju Tokyo.
Teror ini bukan hanya mengancam ratusan penumpang di atas kereta, namun juga membuat panik pemerintah dan seluruh warga Jepang, karena jika kereta melambat hingga di bawah kecepatan 100 km/jam maka bom akan meledak.
Yang menarik dari film ini, tidak ada karakter polisi atau pahlawan yang memburu pelaku teror, tapi lebih kepada peran heroik petugas kondektur kereta yang bertekad menyelamatkan seluruh penumpang. Bahkan motivasi pelaku pun tidak dijabarkan dengan detil. Keseluruhan film ini hanya berfokus pada aksi dan teknis penyelamatan penumpang kereta.
Shinkansen Hayabusa 60 ini membawa berbagai penumpang dari berbagai kalangan, di antaranya rombongan siswa sekolah, ibu pejabat, dan influencer. Bahkan ada juga seorang penumpang yang terkenal sebagai musuh masyarakat karena kejahatan masa lalunya.
Jadi bisa dibayangkan betapa kacau dan paniknya keadaan saat para penumpang ini mengetahui ada bom di bawah gerbong yang mereka tumpangi. Dua orang petugas, senior conductor Takaishi, anak buahnya Fuiji, serta sang masinis Mashinoto harus berjibaku mengatasi chaos dalam kereta dan mengikuti instruksi dari kantor pengendali JR East.
Sementara itu di kantor pusat JR East, situasi pun tidak kalah menegangkan, karena para pimimpin manajeman, pengendali JR East, dan polisi kadang bersitegang dengan pemerintah Jepang yang tidak setuju dengan upaya JR East menyelamatkan penumpang.
Nonton film ini dari awal saya jadi ingat film-film serial hero Jepang jaman dulu seperti Satria Baja Hitam, dengan judul besar hampir memenuhi layar di bumper awal, serta cerita menuju konflik yang straight to the point, tanpa banyak pengantar emosi atau drama. Klasik. namun balutannya modern, realistik, lengkap dengan teknik penyelamatan yang kurang lebih masuk akal untuk otak awam penonton seperti saya.
Kita juga dibuat kagum dengan profesionalitas dan gercepnya para petugas kereta yang sangat mementingkan keselamatan penumpang.
Efek lighting dan sinematografinya juga keren, ada beberapa scene yang menonjolkan sosok yang dicurigai sebagai pelaku, bikin kita jadi merinding dan bertanya-tanya. "Jangan-jangan, dia ya.."
Ah.. pokoknya nonton deh, boleh dibilang ringan tapi berisi banget buat tontonan weekend kamu. Film ini tayang di Netflix, dan menduduki posisi nomor 4 film-film terkini yang ditonton di Indonesia.